Saat ini pasukan Rusia kian dekat dengan ibu kota Ukraina, Kiev. Museum Nasional Andrey Sheptytsky yang terletak di kota tersebut selama beberapa hari terakhir mengamankan koleksinya agar peninggalan sejarah negara itu tidak berubah menjadi abu karena misil Rusia.
Demi memperlambat laju tentara lawan, relawan dan pasukan Ukraina menghancurkan jembatan yang menghubungkan Kiev dengan kota-kota lainnya.
Pasukan udara Rusia bergabung dengan tentara di darat untuk mengebom semua lokasi yang mereka lewati. Penduduk yang melarikan diri di Irpin ditembaki tentara Rusia dan mengakibatkan delapan orang tewas, di antaranya satu keluarga.
’’Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan menghukum semua orang yang melakukan kekejaman dalam perang ini,’’ kata Zelensky dalam pidatonya.
AS dan sekutunya memiliki pangkalan udara di dekat perbatasan Ukraina untuk mengirimkan bantuan persenjataan. Saat ini negara-negara Barat sudah mengirimkan 17 ribu misil antitank dan 2 ribu misil jenis stinger anti-aircraft.
Saat ini AS dan sekutunya tengah mendiskusikan kemungkinan jika Kiev kalah dan Zelensky harus lari dari kota tersebut. Mereka mungkin akan membantu mendirikan pemerintahan sementara di Lviv.
Atau, jika situasi tidak memungkinkan, Zelensky dan para pejabat tinggi lainnya bisa mendirikan pemerintahan sementara di Polandia. Sejauh ini, Zelensky menolak untuk meninggalkan Kiev.
Sementara itu, di Rusia, sekitar 5 ribu orang ditangkap pada Minggu karena berdemo menolak perang. Invasi ke Ukraina memang membuat penduduk Rusia juga merasakan dampaknya.