Islah Bahrawi Bongkar Kedok dr Sunardi, Pakai Ambulans Demi Hindari Penangkapan Densus 88

  • Bagikan
Islah Bahrawi

Islah Bahrawi juga mengulas soal kondisi kesehatan dr Sunardi saat terjadi penembakan.

"Ini karena serangannya terlalu banyak, seolah-olah dr Sunardi ini lumpuh, harus pakai tongkat dan nggak mungkin melakukan perlawanan. Dia bisa berjalan," tegasnya.

Tongkat tersebut, kata Islah Bahrawi, adalah alat untuk menjaga keseimbangannya setelah kecelakaan. Islah Bahrawi menegaskan dr Sunardi tidak lumpuh.

"Dia sudah tahu akan ditangkap. Makanya dia selama berbulan-bulan kalau keluar rumahnya naik ambulans. Karena mereka tahu Densus tidak mungkin melakukan penangkapan di ambulans," tukas Islah Bahrawi.

Dia menyatakan Densus juga tidak mungkin melakukan penangkapan di rumah karena dr Sunardi buka praktek dokter. Selain itu, tidak mungkin menangkap di depan pasien serta di depan anak dan istrinya.

"Tidak mungkin juga Densus menangkap di pondok pesantren, tempat dia berasal dari Ulul Albab. Kenapa dia nggak ditangkap di pesantren? Itu standart operation procedure (SOP) di Densus," terangnya.

Islah Bahrawi menambahkan Densus tidak boleh melakukan penangkapan di lembaga pendidikan, di dalam rumah ibadah, di dalam ambulans dan di depan anak-istrinya.

"Kalau profesinya dokter, maka tidak boleh ditangkap di depan pasiennya. Ini adalah rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar," lanjutnya.

Karena itu, Densus melakukan penangkapan di jalan. "Densus membuat obstacle (rintangan, Red) di jalan. Ketika dia sedang mengendarai mobil non ambulans. Ini yang harus diketahui. Belum ada yang menyuarakan ini. Mengapa saya tahu? Karena saya juga ikut mengamati gerakan-gerakan mereka ini," tambah Islah Bahrawi.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan