Sosiolog Unhas: Program Danny Pomanto di Makassar Memang Bombastis, Tapi Sayang …

  • Bagikan
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto

Ketiga, Danny terus menerus melahirkan keputusan yang kontroversil karena sangat sedikit kritikan dan masukan konstruktif yang diberikan kepadanya sebagai feedback. Kebanyak orang di sekelilingnya adalah mereka yang yes men alias asal bapak senang. Pada akhirnya Danny menganggap bahwa apapun yang diputuskannya selalu menjadi kebijakan yang terbaik.

Agar itu tidak terulang, Sawedi kemudian menyarankan Danny menyiapkan ruang untuk melakukan refleksi dan evaluasi. Undang berbagai pihak untuk melakukan dialog melalui komunikasi dua arah yang partisipatif.

Minta masukan konstruktif dan tindaklanjuti dengan aksi nyata agar anggapan bahwa Wali Kota selalu benar dapat diluruskan. Selain itu, hindari mengeluarkan pernyataan yang bernada mengancam dan mengundang permusuhan.

"Sebagai pemimpin yang diharapkan membawa perubahan positif bagi pembangunan kota, Wali Kota harus tampil sebagai Wali Wanua yang mengayomi seluruh elemen masyarakat tanpa kecuali," imbuhnya.

Terakhir lanjut Sawedi, sangat urgen bagi seorang pemimpin di Kota Makassar untuk menyelami apa yang disebut dalam budaya Bugis-Makassar sebagai "Pangadereng".

"Filosofi ini adalah produk norma masyarakat yang di dalamnya berisi unsur-unsur yang secara keseluruhan mengatur pola prilaku, bahasa, aturan, interaksi dan tatanan sosial dan aspek religius. Pangadereng terdiri dari lima unsur yang saling terintegrasi yaitu Ade, Bicara, Rapang, Wari dan Sara'," katanya.

Sawedi menjelaskan, menjadi pemimpin yang dihargai dan dihormati, pemimpin harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur pangadereng.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan