Jika itu terjadi, seluruh garis pantai Ukraina akan dikuasai dan pasukan Rusia akan mampu bergerak ratusan mil ke arah barat dari posisi saat ini, melewati Mykolaiv dan Odesa, kota-kota besar di pesisir Ukraina.
Pernyataan itu menjadi salah satu informasi paling lengkap tentang ambisi Moskow di Ukraina dan mengindikasikan bahwa mereka tak berencana menghentikan serangannya di sana dalam waktu dekat.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Ukraina mengatakan di Twitter bahwa pernyataan Rustam Minnekayev menunjukkan Rusia tak lagi menyembunyikan maksudnya.
Menurut Kemhan Ukraina, Moskow mengakui bahwa sasaran perang 'fase kedua' bukanlah kemenangan atas mitos Nazi, tetapi sekadar menduduki wilayah timur dan selatan Ukraina.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa Rusia melakukan imperialisme adalah benar adanya.
Buntut pernyataan Rustam Minnekayev, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Moldova mengatakan pihaknya telah memanggil Duta Besar Rusia.
Kemenlu Moldova memanggil Dubes Rusia pada Jumat kemarin untuk menyatakan keprihatinan mendalam tentang komentar Jenderal Rustam Minnekayev.
“Moldova bersikap netral,” kata Kemlu Moldova.
Negara Moldova bulan lalu mengajukan diri bergabung dengan Uni Eropa, menegaskan niat mengarah ke Barat.
Hal serupa dilakukan Ukraina jauh-jauh hari yang mengundang kemarahan Rusia dan melakukan invasi kepada negara pecahan Uni Soviet itu.
Keputusan Moldova bergabung dengan Uni Eropa mendapat dukungan Amerika Serikat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter mengatakan Washington mendukung penuh kedaulatan Moldova.