"UAS itu ya WNI biasa seperi pak Musni dan saya. Beliau tunduk pada aturan di tempat dia berpijak seperti orang lain," kata Dedek Prayudi.
Bagi Dedek Prayudi semertinya cukup hormati saja keputusan atau aturan sebuah negara yang sudah ditetapakan.
"Kalau diangap oleh aturan negara tersebut tak layak masuk, ya hormati saja," tutur Dedek Prayudi.
Mantan politikus PSI itu juga menambahkan kalau sesuatu yang berlebihan hanya menelurkan sebuah kesombongan.
"Pengkultusan yang berlebihan dan tidak pada tempatnya cuma melahirkan kesombongan," ujar Dedek Prayudi.
Dedek Prayudi juga menekankan kalau kejadian yang menimpa Ustaz Abdul Somad untuk bersikap biasa saja.
"Biasa saja lah, toh cuma gak bisa masuk Singapura, bukan masuk surga," kata Dedek Prayudi.
Lebih lanjut Waketum DPP Teman Ganjar menilai menyamakan peristiwa Ustaz Abdul Somad dengan Schapelle Corby kurang tepat.
"Dan saya pikir pak Musni terlalu kejam menyamakan UAS dengan Corby," jelas Dedek Prayudi.
Sebelumnya kalau Musni Umar mengaku sedih atas kejadian Ustaz Abdul Somad (UAS) yang jadi bahan olok-olok oleh orang-orang yang tidak disuka.
Musni Umar melontarkan pendapatnya pada sebuah kicauan lewat akun media sosial Twitter bernama @musniumar.
"Saya sedih UAS dijadikan bahan olok-olok para buzzeer. Padahal UAS seorang ulama dan ulama adalah pewaris para Nabi," tutur Musni Umar.
Bagi Rektor Universitas Ibnu Chaldun itu insiden Ustaz Abdul Somad mestinya jadi sarana persatuan masyarakat Indonesia.
Musni Umar turut membandingkan dengan kejadian Schapelle Corby yang dipenjara 12 tahun oleh Pemerintah Australia.