Hal tak masuk akal lainnya di mata Samuel adalah baku tembak yang terjadi dalam jarak cukup dekat. Sebab dia meyakini, jika benar anaknya yang menembak lebih dulu, agak mustahil tembakan anaknya meleset tidak mengenai Bharada E.
Pasalnya, beber Samuel, anaknya adalah seorang sniper handal. “Anak saya itu adalah salah satu penembak jitu. Jadi, janggal saya kalau dalam jarak dekat itu Bharada E bisa menghindar,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto menyatakan, baku tembak ajudan Ferdy Sambo dengan Brigadir J dilakukan dala jarak cukup dekat. Saat itu, Bharada E berada di lantai dua mendengar teriakan istri Ferdy Sambo, Putry Sambo.
Bharada E langsung bergegas menuju lantai bawah. Baru sampai tangga, ia melihat Brigadir J keluar dari kamar Ferdy Sambo. “Baru separuh tangga, RE (Bharada E) melihat saudara (Brigadir) J keluar dari kamar tersebut dan menanyakan ‘ada apa’. Bukan dijawab, tetapi dilakukan dengan penembakan,” kata Budi.
Akan tetapi, tembakan Brigadir J tidak mengenai Bharada E, melainkan mengenai tembok. Sementara Bharada E berlindung di tangga. “Karena saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah, ini kemudian terjadi baku tembak,” papar Budhi.Dari baku tembak tersebut, Brigadir J tewas di tangan Bharada E dengan beberapa tembakan yang mengenai tubuh Brigadir J. (jpg/fajar)