Komnas HAM Segera Usut Kematian Brigadir J, Keluarga Tak Terima Mendiang Dipojokkan

  • Bagikan
Ibunda Brigadir Yoshua (berbaju hitam) menangis di samping peti jenazah putranya. -Rohani Simanjuntak-Facebook

“Komnas HAM juga akan melihat langsung semua tempat atau lokasi yang dibutuhkan,” ujarnya.

Komnas HAM mendukung langkah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang melibatkan atau mengajak lembaga HAM itu untuk mengungkap kasus baku tembak antaranggota polisi tersebut.

Sementara itu, keluarga Brigadir J atau Brigadir Yoshua tidak menerima dengan banyaknya pemberitaan yang memojokkan posisi mendiang Nofriansyah Yoshua Hutabarat pada peristiwa baku tembak di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Keluarga Brigadir J terus mengunggah foto-foto kondisi jasad Yoshua, yang mereka sebut sebagai kejanggalan.

Dia juga menunjukkan luka-luka di tubuh keponakannya itu. “Enggak bisa tenang tidur satu malam suntuk, Tuhan Mahakuasa dan Mahaadil, Hakim Tertinggi yang kami percaya, tunjukkan jalan kepada keluarga kami.

Banyak berita beredar yang memojokkan yang sudah meninggal, keadilan dan kebenaran akan berada dalam kejujuran,” tulis Rohani, Kamis (14/7/2022). Rohani juga mengunggah video yang memperlihatkan luka-luka di tubuh Yoshua begitu jasadnya diantar ke rumah. Ada sejumlah luka di wajah, luka di kaki, di tangan kiri, dan jari-jari Yoshua. “Semoga Polri menyelidiki kasus kematian anak kami ini dengan baik dan adil,” tulis Rohani.

Pihak keluarga menemukan kejanggalan pada jasad Brigadir Yosua, yakni dua jarinya putus. Rohani Simanjuntak selaku tante korban mengatakan, kondisi jasad Brigadir Yosua terungkap setelah orang tua korban meminta izin kepada Mabes Polri untuk melihat jasad anaknya di dalam peti jenazah. Setelah mendapat izin, pihak keluarga menemukan dua jari Brigadir Yoshua patah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan