BBM Naik jadi Pengen Beli Mobil Listrik? Baca 4 Fakta Ini Dulu

  • Bagikan
Ilustrasi mobil listrik. (int)

2. Kendaraan Listrik Belum Lepas Dari Bahan Bakar Fosil. 

Meskipun kendaraan listrik berpotensi untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM). Di Indonesia sendiri dinilai belum mampu keluar dari penggunaan bahan bakar fosil meskipun sudah menggunakan kendaraan listrik. 

Pasalnya kondisi saat ini, terkhusus di Indonesia, menunjukkan bahwa produksi listrik sebagai bahan bakar kendaraan listrik belum lepas dari pengolahan bahan bakar fosil yang juga merupakan bahan baku pembuatan BBM.

Merujuk analisis dari laman its.ac.id, Negara Indonesia disebut masih mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU untuk menghasilkan sumber energi listrik. Lebih lagi, Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad menyebutkan bahwa sampai tahun 2020 bahan bakar fosil masih digunakan di Indonesia sampai dengan 87,4 persen.

3. Pertimbangan Limbah Baterai Mobil Listrik. 

Salah satu pertimbangan lain yakni limbah dari baterai mobil listrik itu sendiri yang diprediksi akan menjadi timbunan limbah nantinya. 

merujuk tulisan Serge Pelissier berjudul Can Electric Vehicle Batteries be Recycled?, penelitian menunjukkan bahwa baterai kendaraan listrik sebaiknya hanya digunakan sekali saja. Artinya, baterai sekali pakai berpotensi menimbulkan timbunan limbah mobil listrik pada masa mendatang.

4. Kesiapan Infrastruktur 

Pertimbangan terakhir dan yang paling urgent terkait masalah ketersediaan tempat pengisian bagi kendaraan listrik di tempat publik. 

Saran tersebut disampaikan oleh laman electriccarsguide.com.au mengingat lonjakan pemilik kendaraan listrik di Australia yang tidak diiringi ketersedian tempat pengisian daya yang memadai. Terlebih lagi, terkadang pengisi daya telah tersedia, tetapi colokan atau port antara mobil dan pengisi daya tidak selaras.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan