Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Kebudayaan Bone mengatakan Tari Sere Bissu Maggiri adalah seni khas Bone. Sehingga pihak Disbud memberikan perhatian tertentu yakni menjadikannya sebagai seni binaan.
Sebagai wujud daripada pemosisiannya sebagai warisan budaya tak benda maka pihak Dinas Kebudayaan Bone menjadikan Sere Bissu Maggiri sebagai seni binaan yang penting. "Untuk itulah keberadaannya akan senantiasa terpelihara," kata Sekretaris Disbud Bone, Andi Murni melalui pesan singkat.
Dia menjelaskan selama ini komunikasi dengan komunitas bissu tetap berjalan dengan baik. Pihaknya hingga saat ini masih tetap memberikan fasilitas tempat latihan di Bolasoba. Latihan yang dimaksud pun cuma untuk persiapan Hari Jadi Bone (HJB).
Saat ditanya soal bantuan dana terhadap komunitas bissu, Andi Murni tak memberikan jawaban secara jelas. Terutama soal besaran anggaran.
Terkait polemik pada saat perayaan Hari jadi Bone ke-692. Senin (28/3/2022) lalu. Di mana, bissu tidak diikutkan sebagai pengisi acara, Andi Murni menyebut terjadi miskomunikasi. "Itu cuma miskomunikasi," ungkapnya.
Bissu Makin Hilang
Jika di Bone, bissu mengalami keterbatasan ruang gerak dan ekspresi oleh kebijakan pemerintah daerah. Di Kabupaten Pangkep, bissu justru terancam punah.
Kini tercatat hanya ada 8 bissu yang masih aktif di Kecamatan Segeri. Padahal dua tahun yang lalu tercatat masih ada 11 bissu. Berkurangnya jumlah bissu itu dikarenakan meninggal dunia.
Yang masih ada saat ini, mereka adalah Wa'nani (Puang Matowa), Juleha (Puang Lolo), Bissu Pajja, Bissu Sale, Bissu Nisa, Bissu Usman, Bissu Usman dan Bissu Mus.