Eksistensi Bissu di Sulsel, Diakui Dunia Diabaikan Pemerintah

  • Bagikan
Pimpinan Bissu Bone, Puang Matowa Ancu (tengah)

Mulai Alami Pergeseran Sejak Diburu Pasukan Kahar Muzakkar

Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, Masgabah mengatakan latar belakang munculnya bissu di Kerajaan Bone diawali ketika Raja Luwu diturunkan dari langit. Karena tidak mampu mengatur kehidupan di muka bumi maka diturunkanlah bissu sebagai penghubung antara manusia dengan dewata. Bissu pertama bernama Lae-lae. Berawal dari sinilah Bissu kemudian menyebar keseluruh wilayah Sulawesi Selatan termasuk Bone.

Terjadinya pengejaran dan pembunuhan terhadap bissu oleh Pasukan Kahar Muzakkar serta pada masa Orde Baru disebabkan karena dianggap penyembah berhala dan tidak sejalan dengan syariat Islam serta tertuduh penganut komunis atau anggota Partai Komunis Indonesia.

"Pasca pengejaran dan pembunuhan keberadaan komunitas Bissu mengalami pergeseran peran, hal ini disebabkan karena perubahan sistem kenegaraan, dari sistem kerajaan menjadi negara kesatuan. Faktor lainnya adalah penyebaran ajaran Islam yang menganggap seluruh kegiatan bissu tersebut bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam murni. Penyebaran agama Islam membawa arti dan pengaruh yang sangat cepat bagi perkembangan yang menyimpang dari kebiasaan lama bissu," katanya dalam hasil penelitiannya yang diterbitkan di laman resmi Kemendikbud.

Masgabah menyebut status bissu sekarang hanya sebatas masyarakat biasa. Keberadaan bissu di masyarakat mengikuti keyakinan mayoritas masyarakat Bone yaitu agama Islam. Ibadah salat dikerjakan sehari-hari, bahkan mendalami agama lebih serius. Diantara mereka sudah ada yang menunaikan ibadah haji, namun tanpa menanggalkan status kebissuannya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan