Dikatakan Fernando EMas, pembangunan di era kepemimpinan Presiden Jokowi sangat signifikan, hingga keberhasilan tersebut ingin dihentikan dengan cara menyebarkan isu hoaks soal ijazah palsu. Namun, masyarakat Indonesia sudah semakin cerdas dalam merespon isu-isu yang berkembang di tengah-tengah publik.
“Selama kepemimpinan Pak Jokowi masyarakat banyak merasakan pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi, jadi lawan mereka itu bukan hanya Pak Jokowi sebenarnya ketika mereka mengangkat isu-isu tentang ijazah palsu itu. Tetapi lawan mereka adalah seluruh masyarakat Indonesia yang menikmati pembangunan, menikmati kepemimpinan Pak Jokowi,” ujarnya.
“Siapapun itu lawan politik Pak Jokowi harusnya berpikir ulang kalau ingin mengangkat isu-isu yang ingin menjatuhkan Pak Jokowi, apapun itu isunya apalagi ijazah palsu atau yang isu-isu lama misalnya keturunan dari PKI ini kan selalu didaur ulang,” sambungnya.
Diungkapkan Fernando EMas, selama isu ijazah palsu ini disebarkan ke publik, hingga kini belum ada satu pun dari para penyebar informasi tersebut membuktikan bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah palsu.
“Isu itu tetap diangkat, namun mereka tidak bisa membuktikan bahwa Pak Jokowi menggunakan ijazah palsu, tetapi sebaliknya Pak Jokowi bisa membuktikan beliau itu menempuh pendidikan sampai ke tingkat sarjana,” jelasnya.
Fernando EMas mengakui, isu kepemilikan ijazah palsu ini memiliki syarat politik menuju kontestasi Pilpres 2024. Pasalnya, Presiden Jokowi memiliki kans besar dalam menentukan siapa figur yang layak menggantikannya untuk melanjutkan program-program kerja yang belum terselesaikan.