Lebih lanjut, Prof Qasim menuturkan tokoh yang bukan dari Jawa, mustahil menjadi Presiden RI. Anehnya, sejauh ini Presiden RI dari Suku jawa selalu saja di jatuhkan sesama sukunya.
"Tokoh bukan jawa, mustahil menjadi presiden atau disebut haram. Haruskah jawa lagi presiden 2024? Jawaban saya bukan harus lagi tapi wajib," tegasnya.
Lanjutnya, polarisasi politik akan terus ada di setiap Pemilu, lantaran Capres yang menang adalah didukung oleh kekuatan duit oligarki.
"Jadi menurut saya polarisasi itu akan terus terjadi. Bukan berkurang. Mungkin masih akan tetap kencang. Maka itu presiden 2024 harus jawa. Wajib jawa, polarisasi akan terus kencang, capres yang menang adalah yang di dukung oleh kekuatan duit oligarki. pengalaman kita dalam pemilu seperti itu. Pasti ada oligarki. Karena royalitas politik yang sekarang," pungkasnya.
(Muhsin/fajar)