Suksesi kepemimpinan di tubuh Muhammadiyah
Sepanjang sejarah pergelaran Muktamar Muhammadiyah, dalam soal suksesi kepemimpinan Muhammadiyah tidak pernah ditetapkan syarat pembatasan kepengurusan di tubuh Muhammadiyah, selama ini seseorang boleh mengajukan diri dan dipilih menjadi pengurus secara berulang kali, bahkan seumur hidup, akibatnya transformasi kader generasi kepemimpinan berjalan lambat, “ itu lagi itu lagi” bahkan membonsai peluang generasi muda untuk tampil memimpin. Akibat lainnya sejumlah kader “lari” dan aktif organisasi lain yang berbeda aliran keagamaan karena tidak mendapatkan tempat di Muhammadiyah . Pembatasan syarat kepengurusan Muhammadiyah sudah disuarakan dengan tegas oleh angkatan Muda Muhammadiyah seperti alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pemuda Muhammadiyah,
Oleh karena itu, Muktamar Muhammadiyah kali ini adalah momentum untuk menetapkan syarat pembatasan seorang boleh menjadi pengurus, misalnya hanya boleh menjadi pengurus maksimal tiga kali, setelah itu dianggap tidak bersyarat. Pembatasan ini diperlukan agar transformasi kader generasi muda berjalan baik, sebab bukankah masa depan Muhammadiyah ini ada di tangan para generasi mudanya?
Selamat bermuktamar Muhammadiyah, semoga pemimpin Muhammadiyah terpilih nantinya khususnya ketua umum, tidak hanya mampu menjadi tokoh di lingkungan Muhammadiyah, akan tetapi benar benar mampu menjadi tokoh umat dan bangsa, menjadi tokoh yang independen, mampu berbicara dan menyuarakan kepentingan umat Islam baik nasional maupun internasional secara tegas dan kritis, bukan membisu di hadapan penguasa. Fastabiqul khairat. (*)