Ferry merasa setelah menjadi politisi maka tugas-tugas keahlian dan kenegaraannya sudah melekat di medan Perjuangan Politik, perjuangan yang momentumnya adalah memperjuangkan cita-cita dan harapan HMI diluar HMI/Kahmi untuk mewujudkan masyarakat adil dan Makmur yang diridhoi Allah SWT, sebagai ultimate goal tujuan HMI.
Dari catatan adinda Arief Rosyid Hasan (Ketua Umum PB HMI 2013-2015) mengutip cerita dari Hanifah Husein Baldan, istri almarhum bahwa Ferry memilih menjadi seorang politisi yang menghabiskan waktunya untuk Ummat dan Bangsa.
Presiden Jokowi saat datang melayat bersama pak Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12) mendoakan Almarhum Ferry diberikan tempat terbaik disisi Allah SWT. Aamiin Ya Rabb’al alaamiin..
Sementara pak JK, mengenang Ferry sebagai sosok yang sangat berjasa kepada Bangsa dan Negara, juga bagi Palang Merah Indonesia (PMI).
FERRY TANGGUH DIDUKUNG HANIFAH YANG TANGGUH
Ferry Mursidan Baldan (aktifis HMI Bandung) dan Hanifah Husein (aktifis HMI Bogor asal Medan), menurut informasi bung HM Joni,SH, MH (lawyer kondang Jakarta asal Medan) mereka bertemu dan jadian saat Ferry menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI Periode 1990-1992, dan Hanifah menjadi Ketua Bidang Kohati PB HMI.
Mereka duet Tangguh dan berkelanjutan membina Rumah Tangga.
Hanifah putri asal Medan tumbuh dari Pendidikan Agama, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah hingga Aliyah di Perguruan Al-Washliyah Medan, hingga berlanjut ke Fakultas Peternakan Institut Pertanian (IPB) Bogor.