Ada Peluang Tarif Listrik Turun Jika Pembangkit EBT Mendominasi

  • Bagikan
PLTA Poso yang dioperasikan oleh PT Poso Energy.

Menurutnya, saat ini harga jual pembangkit listrik dari energi fosil masih berada di bawah EBT. Namun ke depan, ia yakin harga jual pembangkit EBT lebih murah jika bauran energi didominasi EBT.

"Pasti akan ada (murah), terutama apabila efisiensi pembangkit konsisten diperbaiki," terangnya, Senin, 9 Januari.

Ia menyebut, target pemerintah dalam menerapkan energi hijau di 2030 akan membuat perubahan harga terus terjadi. Erwin membeberkan, Pembangkit listrik tenaga Air (PLTA) sudah melakukan penyesuaian, bahkan sudah menyamai pembangkit energi fosil.

"Saat ini PLTA yang unggul, tetapi sudah ada penurunan harga beberapa persen yang membuatnya setara dengan energi fosil," pungkasnya.

Dosen Teknik Geologi Unhas Musri Mawaleda, menjelaskan situasi dan kondisi teknologi memengaruhi penetapan harga listrik ke pelanggan.

Ia menjelaskan, saat ini tarif EBT masih cukup tinggi namun itu menjadi setara karena adanya subsidi dari pemerintah.

Menurutnya, keberlanjutan komitmen energi bersih yang menjadi target nasional membuat EBT tak hanya diperhatikan dengan harga saja, melainkan dengan keberlangsungan energinya.

"Kita berharap lebih murah, sebab faktor lainnya sudah unggul," paparnya.

Lelaki yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Energi Nasional itu menyebut, berbagai upaya nantinya akan dilakukan oleh pemerintah dalam menekan harga EBT agar bisa setara dengan fosil.

Hal ini semata agar ekosistem energi bersih bisa benar-benar diterapkan beberapa tahun ke depan. Apalagi, jika pengembangan teknologi terus dilakukan potensi harga lebih murah bisa digapai.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan