Namun beberapa hari berada di Puskesmas Sapuka, tak satupun dokter yang dijumpai bertugas disana.
Selain itu, peralatan medis seperti tabung oksigen juga tidak tersedia sehingga almarhum terpaksa diberikan tabung oksigen milik warga sekitar yang biasanya digunakan di bengkel untuk digunakan oleh almarhum sebelum meninggal dunia.
"Di Puskesmas Sapuka hanya ada seorang bidan, tidak ada dokter, kepala Puskesmas pun tidak pernah ada selama almarhum disana, tabung oksigen tidak ada," ucap keluarga almarhum sebagaimana dikutip dari Pesan Group WhatsApp Liukang Tangngaya.
Di video beredar, diduga almarhum diturunkan paksa oleh kapten kapal, karena meninggal dalam perjalanan dari Sapuka menuju Makassar. Keluarga menjemput Almarhum di Desa Balo-Baloang. (*)