Kendati begitu, warganet Tiongkok menilai data yang dirilis pemerintah itu masih jauh dari fakta di lapangan. Jumlah itu hanya data pasien yang terdeteksi meninggal di rumah sakit. Padahal, masih banyak yang terinfeksi dan meninggal di rumah.
Mereka menyebut jumlah riil di lapangan mungkin bisa dua kali lipat atau lebih. Hal itu juga sejalan dengan perkiraan internasional tentang situasi di Tiongkok.
Yanzhong Huang, pengamat senior kesehatan global di Council on Foreign Relations, New York, AS, menegaskan, keraguan akan tetap ada terhadap data yang telah dirilis Tiongkok. Sebab, revisi data itu dilakukan setelah Tiongkok menuai kritik internasional.
Pemerintah setempat dinilai kurang transparan dan kurang akurat dalam melaporkan situasi Covid-19 di negaranya.
’’Mengingat kesenjangan yang masih besar antara jumlah resmi kematian akibat Covid dan perkiraan internasional, menurut saya revisi tersebut tidak akan menghilangkan keraguan pada data pemerintah,’’ ujarnya. (sha/hud/fajar)