Incar Kursi Kepala Daerah di Sulsel, Gerindra Siapkan Jagoan Parlemen Bertarung di Pilkada 2024

  • Bagikan
Sekretaris Gerindra Sulsel, Darmawangsyah Muin salah satu kader Gerindra yang akan bertarung di Pilkada Gowa (foto: Asdar / mg fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Sejumlah figur mulai mencuat dalam sebagai Pilkada 2024 mendatang.

Beberapa anggota DPRD Sulsel periode 2019-2024 di gadang - gadang bakal meramaikan perebutan kursi Kepala Daerah.

Khusus dari fraksi Gerindra di DPRD Sulsel, ada tiga nama yang mengemuka bakal mencalonkan Cakada di daerah pemilihannya masing - masing. Mereka adalah, Darmawangsyah Muin, Andi Mangunsidi dan Rusdin Tabi.

Darmawangsyah Muin merupakan legislator DPRD Sulsel dua periode. Dia terpilih dari daerah pemilihan Sulsel III yang meliputi Gowa - Takalar dengan perolehan 39.834 ribu pada periode keduanya.

Adapun basis pemilihnya berpusat di Kabupaten Gowa. Di Pilkada Gowa 2024 , Darmawangsyah telah memantapkan langkahnya untuk bertarung, diapun telah mengusung tagline 'Gowa Berua'.

Begitupun Andi Mangunsidi, legislator dua periode di DPRD Sulsel ini juga digadang - gadang memiliki peluang besar untuk maju di Pilkada Bone. Pada periode keduanya di DPRD Sulsel melalui Dapil VII Sulsel meliputi Kabupaten Bone, dia mengantongi perolehan suara 16.096 ribu.

Selanjutnya Rusdi Tabi. Dia terpilih dua periode di DPRD Sulsel melalui dapil IX meliputi Kabupaten Sidrap, Enrekang dan Pinrang dengan mengantongi 20.147 suara pada periode keduanya.

Adapun basis pemilih Rusdin Tabi berpusat di Enrekang. Sehingga memiliki kans bakal meramaikan kontestasi pemilihan Cakada Enrekang 2024 nanti.

Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) mengatakan, mulai aktif melakukan konsolidasi internal. Langkah tersebut untuk mengoptimalkan kerja - kerja mesin partai.

"Baik di Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg) hingga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dihelat di tahun yang sama," ujarnya, Selasa (17/1/2023).

Maka Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini mendorong para kader Gerindra Sulsel yang berkeinginan bertarung di Pilkada, agar mengikuti kontestasi Pemilihan Legislatif.

Tujuannya, kata dia, dengan metode tersebut setiap kader memiliki kontribusi dalam membantu meningkatkan capaian suara partai. Serta mengukur kekuatan keterpilihan dengan tim yang dimiliki, di luar dari mesin partai.

"Selain meningkatkan capaian suara partai sekaligus mengukur keterpilihan yang rencana kami usung di proses Pilkada. Sekaligus buat yang bersangkutan menguji mesin organiknya di luar mesin partai. Kami tidak mewajibkan, tapi kami menyarankan kader - kader kami tes on the world sebelum memasuki langkah selanjutnya," dorongnya.

Menurut AIA meskipun proses Pileg dan Pilkada berbeda, tetapi pada prinsipnya figur yang memiliki elektoral bagus di masyarakat itu sama saja.

Apalagi kata AIA, jarak Pileg dan Pilkada memiliki hanya sembilan bulan. Sehingga dalam rentan waktu tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi kerja - kerja tim di Pileg dan mengukur kekuatan. Serta menjadikan barometer hasil Pileg untuk menatap Pilkada.

"Jadi ada tiga potensi yang muncul di situ, pertama menambah suara partai, kedua melihat tingkat elektoral, ketiga melihat efesiensi dan efektivitas kerja tim yang mereka bangun. Tidak ada ruginya bagi teman - teman yang memiliki potensi lebih. Khususnya dari sisi finansial," urainya.

Melihat ini, Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai figur anggota legislatif di DPRD Sulsel tergolong cukup potensial sebagai calon kepala daerah.

Kendati, kata dia, anggota legislatif punya pola interaksi yang cukup intens dengan basis konstituennya. Sehingga agenda temu konstituen mempermudah dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan warga.

"Modal itu yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan ke masyarakat," katanya.

Namun diungkapkan Nursandy, Pilkada dan Pileg otomatis berbeda. Perlu mempertimbangkan banyak hal, mulai kompetensi hingga finansial.

"Pilkada berbeda dengan Pileg, tak sekedar motivasi naik kelas saja. Perlu mempertimbangkan banyak hal. Misalnya kompetensi, mental bertarung dan sumber daya ekonomi," tandasnya. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan