Pertama dalam 60 Tahun, Populasi Penduduk Tiongkok Alami Penurunan

  • Bagikan
ILUSTRASI. Tiongkok sedang menghadapi ledakan kasus Covid-19. Tetapi Tiongkok bukan satu-satunya negara yang menghadapi lonjakan kasus. (AP Photo/Andy Wong, File)

Pada 2016, Tiongkok juga telah menyetop kebijakan "satu anak" mereka yang sudah diberlakukan secara ketat sejak 1980-an karena khawatir populasi yang berlebih. Namun, misi itu nyatanya gagal mengembalikan angka penduduk yang kian menyusut.

Banyak ahli menilai lonjakan biaya hidup serta pergeseran ideologi generasi baru menjadi penyebab populasi di Tiongkok menurun.

"(Orang Tiongkok juga) telah terbiasa dengan keluarga yang kecil karena kebijakan satu anak yang diterapkan selama puluhan tahun," kata peneliti di Universitas Victoria Australia, Xiujian Peng, kepada AFP.

"Pemerintah China harus menemukan kebijakan yang efektif untuk mendorong kelahiran. Jika tidak, kesuburan akan turun lebih rendah lagi," lanjutnya.

Belakangan, banyak otoritas lokal yang meluncurkan langkah-langkah untuk mendorong pasangan agar memiliki anak. Kota Shenzen, misalnya, yang kini menawarkan bonus untuk kelahiran dan memberikan tunjangan sampai anak berusia tiga tahun.

Pasangan yang memiliki anak pertama akan secara otomatis menerima 3 ribu yuan atau setara Rp6,7 juta. Sementara yang memiliki anak ketiga bakal mendapat 10 ribu yuan atau setara Rp22,3 juta.

Kota Jinan juga sejak awal Januari telah memberikan uang sebesar 600 yuan atau setara Rp1,3 juta bagi pasangan yang memiliki anak kedua. (bs/zuk/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan