Menurutnya, kondisi surplus masih menjadi keunggulan, hal ini seiring permintaan akan listrik yang perlahan tumbuh sehabis pandemi.
"Kalau terkait ini di Sulsel sudah memadai, bahkan hasil pengawasan kita kategori tahan, meski belum sangat tahan, setidaknya tidak akan ada krisis karena ada cadangan yang bisa digunakan sewaktu-waktu," bebernya.
Hal ini diperkuat dengan kondisi bauran energi yang cukup baik. Meski begitu, ke depan hal ini yang harus konsisten diperkuat mengingat permintaan akan terus meningkat.
Industri Meningkat
Terpisah, General Manager PLN UID Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin, menyampaikan pertumbuhan konsumsi listrik di sektor industri bahkan cukup signifikan sepanjang 2022 mencapai 61,65 persen.
"Peningkatan konsumsi listrik ini selain menjadi kabar baik turut membawa harapan dapat meningkatkan geliat perekonomian bagi pelanggan," ungkapnya.
Pertumbuhan penjualan juga sejalan dengan penambahan pelanggan. Sampai dengan akhir 2022 jumlah pelanggan sebanyak 3.703.574 atau bertambah sebanyak 163.726 pelanggan dari tahun sebelumnya.
Ia menjelaskan, beberapa startegi yang dilakukan pihaknya menjadi salah satu indikator pendorong peningkatan realisasi konsumsi listrik ini.
Utamanya dalam memastikan pasokan listrik di daerah naungannya bisa cukup. Hal ini tentu memberi pengaruh terhadap keputusan investasi investor.
"Dengan memastikan kebutuhan listrik masyarakat cukup bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk
berinvestasi," papar Andy.
Tambah Pembangkit EBT
PT PLN (persero) kembali membangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten Selayar. Kapasitasnya 3,2 megawatt peak (MWp).