Mengenal Tradisi Suku Sasak di Dusun Sade, Kawin Culik hingga Pel Lantai Pakai Kotoran Sapi

  • Bagikan
Tradisi Suku Sasak di Dusun Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (foto: Pram/fajar)

Dan untuk kawin culik ini tidak boleh dibawa lari pada siang hari, melainkan harus malam hari dan jangan sampai ketahuan.

Sementara itu, hasil panen suku sasak tidak untuk dijual, melainkan dikonsumsi sendiri.

Karena panen disini hanya sekali dalam setahun, tidak ada irigasi dan hanya mengharapkan turun hujan saja.

Dalam suku sasak yang akan mewarisi rumah yaitu anak bungsu khususnya anak laki-laki, kemudian untuk anak sulung pergi keluar untuk membuat rumah di persawahan.

Makanya anak perempuan di sini diwajibkan untuk membuat tenun sejak umur 8 tahun agar mempunyai keterampilan, karena kalau tidak bisa menenun maka saat dewasa nanti tidak boleh menikah.

Kemudian ada tradisi yang sangat unik lainnya, yaitu tradisi belulut yang merupakan tradisi mengepel lantai dengan menggunakan kotoran sapi yang masih hangat.

Tujuan mengepel menggunakan kotoran sapi adalah agar dapat menyerap debu dan lantai menjadi kuat.

Di dusun yang dihuni 700 jiwa ini, masyarakatnya pun banyak membuat keterampilan dalam membuat pernak pernik seperti, gelang, kalung, topi, kain tenun dan masih banyak lagi.

Hasil-hasil kerajinan tersebut untuk dijual kepada para wisatawan yang berkunjung ke sini.

Sambil melihat pernak pernik yang ditawarkan warga di dusun sade, wisatawan akan disuguhkan berbagai jenis bentuk rumah yang ada di dusun sade.

Rumah di dusun ini terdiri dari kayu, bambu dan atapnya yang masih menggunakan jerami. Untuk pintu depannya dibuat agak pendek, tujuannya agar siapapun yang masuk agar merunduk.

Tujuannya agar saling menghormati kepada tuan rumah, karena itu filosofi dari orang tua terdahulu di suku sasak.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan