Peneliti dan Profesor Australia Disandera Kelompok Bersenjata, Pelaku Minta Uang Tebusan

  • Bagikan
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape. Foto: ANDREW KUTAN / AFP

FAJAR.CO.ID, SYDNEY - Rombongan peneliti yang terdiri dari sejumlah akademisi lokal dan seorang profesor Australia telah disandera kelompok kriminal bersenjata di Papua Nugini (PNG).

Kelompok itu sedang melakukan penelitian di dataran tinggi terpencil ketika ditangkap oleh sejumlah orang, menurut laporan media. Uang tebusan telah diminta untuk pembebasan mereka, kata para pejabat.

Perdana Menteri PNG James Marape mengatakan pihak berwenang berhubungan dengan para penculik dan berharap para sandera dibebaskan "hidup dan aman".

Laporan itu menyebutkan bahwa beberapa pemandu lokal rombongan tersebut telah dibebaskan.

Tidak jelas berapa banyak orang yang masih ditahan, tetapi kantor berita Australia menyebutkan jumlahnya empat atau lima.

Mereka termasuk seorang arkeolog dari universitas Australia dan akademisi serta mahasiswa dari PNG.

Marape mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas PNG telah mendengar dari pria Australia yang mengkonfirmasi bahwa kelompok itu masih hidup.

Dia mengatakan saat ini komunikasi masih berlangsung antara pejabat dan para penculik, dan polisi serta militer siap membantu jika diperlukan.

"Tapi, pertama-tama, kami ingin para penjahat itu membebaskan mereka yang ditahan," katanya.

"Tidak ada tempat untuk lari, tidak ada tempat untuk bersembunyi." Marape tidak mengatakan kapan kelompok itu diculik dan mengatakan situasi telah dirahasiakan karena sensitivitas.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia belum berkomentar. Awal bulan ini seorang pilot Selandia Baru disandera oleh pejuang separatis di wilayah Papua, Indonesia.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan