Merenungkan Fenomena Childfree

  • Bagikan

Beberapa orang mungkin memilih untuk hidup "childfree" karena mereka khawatir dengan kondisi lingkungan yang semakin memburuk atau mempertimbangkan dampak dari meningkatnya populasi manusia terhadap lingkungan.

Tujuan Hidup

Tujuan hidup seseorang boleh jadi berbeda-beda. Ada yang memiliki tujuan hidup untuk mencapai kesuksesan materi seperti meraih kekayaan, status sosial, atau kesuksesan karir. Selain itu mungkin ada juga mengutamakan kebahagiaan bersama keluarga, mencari ketenangan dengan melakukan pekerjaan sosial, lingkungan, atau melakukan kegiatan positif lainnya.

Sepintas childfree memang terdengar baik dan bukan keputusan egois. “penganut” Childfree sendiri kadang menimpali bahwa manusia justru terbilang egois jika membiarkan populasi manusia yang semakin banyak itu terlantar begitu saja. Atau semakin banyak manusia semakin banyak memproduksi sampah, dan lain sebagainya.

Sebagian orang secara diam-diam sepakat dengan anggapan paham childfree itu. Namun, sebenarnya perlu juga diperhatikan tentang dampak apa yang mungkin ditimbulkannya ke depan. Dalam hal ini memilih mengurangi populasi manusia, childfree bukanlah jalan terbaik. Karena bagaimanapun manusia butuh penerus untuk melanjutkan peradaban manusia. Dampak childfree sudah dialami oleh negara-negara seperti Jepang yang kini terancam “punah” akibat penurunan angka kelahiran yang cukup drastis sehingga menimbulkan kekhawatiran soal populasi penduduknya di masa yang akan datang.

Childfree Menurut Islam

Salah satu maksud atau tujuan dari kehadiran Islam di muka bumi adalah untuk menjaga keturunan. Rasulullah saw. bersabda, “Nikahlah kalian, supaya kalian bertambah banyak keturunannya" (HR. Muslim)”. Sementara dalam Q.S. an-Nahl ayat 72 dijelaskan, “Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik”.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan