Kembali pada sosok Kiai Ali Yafie, kita yang masih muda dan masih hidup, ada baiknya untuk belajar dari beliau. Usianya panjang dan manfaatnya luas. Saat beliau sakit beliau masih mau menerima tamu bahkan memberikan nasihat dan pendapat kepada mereka yang hadir. Hal itu bisa kita ketahui dari mereka yang sempat hadir mengunjungi beliau.
Dikenal sebagai pribadi yang lembut sekaligus tegas. Kelembutan dan ketegasan adalah bagian inheren dalam diri ulama multitalenta tersebut. Tentu kita tidak dapat belajar bagaimana menjadi yang terbaik dalam versi kita masing-masing, dalam ranah kita masing-masing. Belajar dari ulama adalah bagian penting dari proses kita menjadi pribadi bermanfaat.
Beliau juga menulis buku. Setelah beliau tiada, bukunya akan jadi amal jariyah untuknya. Orang baca dan mendapatkan manfaat dari buku tersebut. Diantaranya berjudul "Merintis Fiqh Lingkungan Hidup" (2006), "Etika dan Moral Kepemimpinan" (2003), dan "Teologi Sosial" (1997).
Mari kita doakan semoga Kiai Ali Yafie mendapatkan tempat terbaik dalam surga-Nya, dan kita semua mengambil inspirasi dan teladan dari sosok ulama multitalenta tersebut. (*)
Depok, 26 Februari 2023