Pasar Induk Beras di Parepare Tak Maksimal, Butuh Dukungan Pemda

  • Bagikan
Stok beras di Gudang Bulog SubDivre Makassar

Sekarang sudah banyak pelabuhan yang digunakan. Dahulu masyarakat Sulsel, kalau pengiriman dan bongkar muat, itu ada di Parepare. Sehingga pasar induk bisa maksimal. Sekarang tersebar.

"Setelah banyaknya jalur pelabuhan lain, ada di Barru, Mamuju, dan lainnya," kata Rachmat Sasmito, Ketua Pemuda Tani, Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Sulsel.

Jika diaktifkan lagi, boleh saja. Yang mesti dipertimbangkan, jangan sampai cuma memboroskan biaya operasional. Apalagi, pada prinsipnya sudah ada pola-pola lama yang dimiliki masyarakat.

Mereka akan menyimpan dan menahan padi lebih dahulu. Menjemurnya setengah kering. Rata-rata masih menyimpan dulu dengan alasan menahan harga.

"Signifikansinya yang kita harus buat itu, tata niaganya dulu. Kita inginnya kalau ada pasar induk jangan sampai rantai pasok lagi bertambah. Seharusnya petani sudah bisa menikmati harga langsung dari buyer. Harus transit lagi di pasar induk. Otomatis juga akan mencari margin keuntungan," ucapnya

Jadi pada prinsipnya pasar induk itu penting. Apabila terjadi gonjang-ganjing harga, operasi pasar bisa dilakukan di pasar induk. Untuk petani, harga di pasar induk tidak berpengaruh signifikan. Tidak ada urgensinya bagi petani.

"Karena yang petani jual itu gabah. Gabah, yang beli itu rice milling unit (RMU) dan yang isi pasar induk itu dari RMU dan Bulog, petani tidak masuk di situ," jelas Rachmat. (ams/zuk/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan