Namun, perusahaan masih sangat bergantung pada pembuat chip AS untuk ponsel cerdasnya, dan laporan terbaru menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi pembatasan lebih lanjut atas aksesnya ke pasokan ini.
Seperti sudah disinggung di atas, kebijakan ini berpotensi jadi boomerang sendiri bagi AS. Salah satu perusahaan yang dapat terpengaruh oleh pembatasan baru tersebut adalah Nvidia, pembuat chip AS yang sedang mempertimbangkan untuk menjual teknologi mereka ke Huawei.
Menurut laporan dari Reuters via Gizmochina, rencana pemerintahan Biden untuk memperketat pembatasan pada Huawei dapat menghalangi rencana Nvidia untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut.
Laporan tersebut, yang dilihat oleh Reuters, mengatakan bahwa usulan amandemen lisensi Departemen Perdagangan tahun 2023 kemungkinan besar akan berdampak ekonomi yang tinggi pada Nvidia.
Dampaknya bisa lebih luas. Perusahaan lain yang mungkin terpengaruh adalah Qualcomm, yang saat ini memasok versi 4G dari chipset high-endnya ke Huawei.
Laporan yang sama menunjukkan bahwa Qualcomm akan menderita “dampak ekonomi sedang” dari perubahan kebijakan yang tidak diketahui sampai kapan akan berakhir ini.
Laporan tersebut menambahkan bahwa Huawei akan lebih menderita karena perusahaan tersebut “sangat bergantung pada chip modem Qualcomm untuk mendukung penawaran smartphone-nya.”
Huawei telah dilarang menggunakan chipset terbaru Qualcomm, yang dirancang untuk bekerja dengan sinyal 5G.
Sebaliknya, perusahaan telah menggunakan versi terendah dari chipset Qualcomm Snapdragon yang hanya dapat memberikan konektivitas 4G.