”Pas Jumat kita tetap melaksanakan Salat Jumat, namun seperti imbauan MUI dan Kementerian Agama, kita jalan kaki ke tempat yang bisa ditempuh dan tidak menggunakan suara kencang,” tutur Muhammad Saffaruddin.
”Nanti kan tarawih perdana mau tidak mau malam hari. Kita tetap harus bisa menghormati, kan gelap, mungkin menggunakan pencahayaan yang tidak menyorot ke luar,” tambah dia.
Dia menyatakan, pentingnya toleransi untuk menjaga hubungan baik antarumat beragama. ”Saya imbau jika memang rumahnya berjarak jauh dengan tempat ibadah seyogyanya di rumah saja, pun bilamana berdekatan dan kebetulan diadakan salat berjamaah dan sudah koordinasi kami persilakan,” terang Muhammad Saffaruddin.
”Kepada pemerintah daerah juga kami harap bisa tetap solid, memberikan peluang, (pemeluk) Hindu bisa Nyepi dengan tenang dan muslim bisa diberikan keleluasaan beribadah,” imbuh dia. Saffaruddin mengatakan, masjid dan musala yang menyelenggarakan salat berjamaah pada Hari Suci Nyepi akan didata agar bisa dipantau. ”Kalau tarawih perdana biasanya (jamaah) membeludak. Biasanya dari 19.30 wita sudah bersiap dan selesainya kurang lebih pukul 21.00 wita,” tutur Muhammad Saffaruddin.