Rupiah Kembali Melemah, Diprediksi Makin Keok hingga Rp15.500 Per Dolar AS Pekan Depan

  • Bagikan
Ilustrasi

Lebih lanjut, ia bilang saat ini fokus sekarang beralih ke laporan nonfarm payrolls yang diawasi ketat pada hari Jumat, titik data utama berikutnya yang dapat memberikan petunjuk tentang langkah selanjutnya Fed untuk kebijakan moneter.

Menurut survei ekonom Reuters, nonfarm payrolls kemungkinan meningkat sebesar 205.000 pekerjaan pada bulan Februari setelah melonjak sebesar 517.000 pada bulan Januari.

“Laporan penggajian telah mengejutkan kami, saya pikir, sekitar 10 bulan berturut-turut sekarang, jadi itu menjadi tanda kekuatan nyata bagi ekonomi AS," kata Jarrod Kerr, kepala ekonom di Kiwibank.

"Ini sedikit membuat frustrasi The Fed. Mereka jelas banyak memperketat, berharap itu akan berpengaruh. Tapi kami telah melihat bangkit kembali di banyak indikator aktivitas dalam beberapa bulan terakhir. Jadi sepertinya pekerjaan itu tidak Selesai,” lanjutnya.

Ditinjau dari kondisi perekonomian Indonesia, Ibra mengakui memang ketidakpastian yang masih tinggi di tingkat global.

“Satu kabar baiknya, ekonomi Indonesia cukup resilien dalam menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut. Buktinya pada tahun 2022 yang lalu, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,31 persen,” pungkasnya. (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan