"Jadi memang harus ada transportasi massal yang bisa membantu masyarakat. Angkutannya murah, dan efektif bagi sopir," jelasnya.
KA Makassar
Momentum kunjungan Jokowi ini juga harus bisa membuat pemda mengesampingkan ego terkait sistem yang akan dibangun nanti di Makassar.
Diketahui, pemkot getol menginginkan skema rel elevated (melayang), sedangkan pemprov dan balai telah sepakat untuk rel permukaan (at grade).
"Pemerintah kota harus bisa memberikan masukan, dan harus bisa mengalah bahwa tidak semua itu harus elevated," kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulsel itu.
Poin utama yang harus ditekankan adalah membangun transportasi massal. Apalagi, Pemkot Makassar terus membangun tagline sebagai kota dunia. Ini akan efektif jika memiliki transportasi massal yang memadai.
Keberadaan kereta ini seyogianya adalah peluang, sehingga pemerintah perlu menurunkan sedikit ego, paling tidak dengan skema rel half-elevated atau separuh melayang.
"Ndak mungkin Makassar mau jadi kota dunia kalau tidak ada transportasi massal. Karena itu, Pak Wali dan Pak Gub ini harus duduk bersama. Kalau mau elevated, dan provinsi mau bawah, kan, bisa diatur daerah tertentu itu bisa di atas," terangnya.
"Namanya demi kepentingan masyarakat itu masing-masing pihak harus mampu berkorban, jangan menganggap dirinya paling berhak," sambung Mukhtar.
Setelah kunjungan ini, tentunya menjadi PR besar bagi pemerintah untuk merampungkan KA dari Makassar hingga Parepare. Esensi dari pembangunan KA ini tidak akan dicapai jika ini tidak diselesaikan.