FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Revitalisasi Danau Tempe (RDT) di Kabupaten Wajo dinilai hanya proyek gagal. Ironisnya, pemerintah kembali menggelontorkan anggaran besar untuk kegiatan yang sama.
Proyek RDT 2017 lalu dilakukan di tiga kabupaten. Wajo, Soppeng, dan Sidrap. Pekerjaan revitalisasi di Wajo menelan anggaran Rp283,98 miliar. Sayangnya, faedah dari megaproyek tidak maksimal.
Sekadar diketahui, kegiatan pengerukan seluas 242 hektare (ha) dengan volume pengerukan sebesar 2,87 juta m3, bertujuan menambah kapasitas volume tampungan sebesar 7,23 juta m3, dari kapasitas volume tampungan sebelumnya 207,66 juta m3.
Warga Desa Assorajang Kecamatan Tanasitolo, Ambo Asse mengatakan, pekerjaan revitalisasi yang selesai sekitar tahun 2019 lalu, sama sekali tidak bermanfaat. Sebab banjir masih masuk ke permukiman warga pesisir.
"Kan tujuannya menambah daya tampung, makanya dilakukan pengerukan. Tetapi saat musim hujan air tetap menggenangi rumah panggung warga sepanjang pesisir," ujarnya, Rabu, 12 April 2023.
Alumnus Universitas Muhammadiyah Makassar ini bahkan menilai proyek yang menelan anggaran ratusan miliar di APBN tersebut terkesan keliru. Karena hasil pengerukan Danau Tempe, digunakan membuat 3 pulau.
"Lumpur yang dikeruk ini bisa kita katakan di pindah tempatkan saja. Artinya gali lubang tutup lubang. Jadi di mana penambahan daya tampungnya," nilainya.
Sayangnya, pemerintah kembali berencana merevitalisasi Danau Tempe tahun ini. Berdasarkan penelusuran FAJAR di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).