FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Founder Tiran Group Andi Amran Sulaiman menggelar silaturahmi bersama mahasiswa berlatar penerima beasiswa bidikmisi dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Pertemuan yang dihelat santai dan penuh keakraban ini juga dirangkaikan dengan buka puasa dan Salat Tarwih berjamaah di AAS Building, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/4/2023).
"Mimpi tertinggi saya adalah berbagi kebaikan terhadap sesama," cetus Amran disambut tepuk tangan mahasiswa.
Ya, mimpi itu ia wujudkan dengan membangun optimisme, daya juang, dan membantu berbagai kalangan masyarakat agar bangkit dari kemiskinan dan keterpurukan.
Mulai dari anak yatim piatu, fakir miskin, janda tua, tahfidz Quran, hingga kaum pelajar dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.
"Anda semua adalah calon pemimpin. Hari ini teteskan keringat dan air matamu, 15 tahun kemudian anda akan memetik kesuksesan. Sebaliknya kalau hari ini anda menikmati hidup, leha-leha, hura-hura, malas-malasan maka 15 tahun kemudian anda akan dijemput penderitaan," tutur Amran lugas.
Menteri Pertanian era Jokowi-Jusuf Kalla ini menyampaikan, mahasiswa sebagai kaum terpelajar harus memanfaatkan momen emas ini sebagai batu loncatan untuk melompat lebih tinggi dan menggapai mimpi.
Tak lupa ia berbagi cerita membeberkan susah payah kehidupannya saat mahasiswa dulu.
Pernah tinggal di rumah kontrakan sangat sederhana sekali. Tidur beralaskan kasur berjamur, hingga makan apa adanya.
Amran menegaskan bukan berasal dari keluarga berada atau tiba-tiba sukses.
Kisah perjalanan diuraikan secara rinci guna membuka mata dan pikiran mahasiswa bahwa hidup harus diperjuangkan, jujur, ulet dan pantang menyerah.
"Saya 36 tahun hidup miskin. Aku berangkat bukan dari nol tapi dari minus nol. Anda semua memenuhi syarat untuk sukses. Aku rekam semua perjalanan saya dari pahit, dari merintis to be hero," ungkapnya.
Ia juga berbagi tips sukses. Caranya dengab mengubah pola pikir, kerja keras, disiplin, jujur, komitmen dan yang tak kalah penting adalah memuliakan kedua orang tua terutama ibu yang melahirkan.
"Kalau mau sukses harus bangkrut dulu, gagal dulu, dihina, terus bangkit ujungnya adalah sukses. Jangan rawat dendam. Jadikan orang yang menghinamu jadi obat untuk anda menjadi sukses, menjadi kaya raya," paparnya.
"Religiusnya muliakan orang tuamu. Jangan kau gores hatinya apalagi sampai menangis. Kamu tidak akan melihat cahaya di dunia kalau orang tua tidak ridho," lanjut Ketua Umum IKA Unhas itu.
Dalam dialog dua arah, salah seorang mahasiswa menceritakan perjalanan hidupnya yang perih. Tanpa kasih sayang ayah sejak belia dan dibesarkan oleh ibunya seorang diri yang berprofesi sebagai guru honorer.
Mahasiswi tersebut menangis tak sanggup menahan kesedihan karena ibunya menanggung utang di bank yang jumlahnya tidak sedikit.
Mendengar curhatan itu, Amran tak berpikir panjang untuk membantu meringankan beban mahasiswi tersebut dengan memberikan beasiswa kuliah.
Tak hanya itu, Amran juga membagikan beasiswa berupa uang tunai puluhan juta rupiah kepada puluhan mahasiswa yatim piatu dan mahasiswa yang tinggal di rumah kos karena jauh dari orang tua.
"Saya menceritakan pahitnya hidup saya, minimal generasi muda mengikuti dan terinspirasi. Ini uang beasiswa tolong diterima. Ini akan jadi tonggak sejarah masa depan Anda. Anda harus jadi pejuang, Anda harus sukses dan jadi pemimpin bangsa di masa depan,” pungkasnya. (dra/fajar)