Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tanpa pemain pun perayaan tersebut masih bisa dilakukan. Karena para suporter menginginkan bahwa trofi juara itu bisa di arak di Kota Makassar.
“Terkait alasanya dari Media Officer yang ingin memberikan jeda dan waktu istirahat untuk para pemain saya kira. Itu alasan yang sulit diterima,” imbuhnya.
“Karena kenapa, tanpa mereka pun sebenarnya perayaan itu pun bisa kita lakukan. Kalau memang ini keinginan dari managemen kami bisa terima,” ucapnya.
“Kami cuma butuh trofi itu kami arak di Makassar, itu yang kami butuhkan. Kalau pun memang mereka tidak mau hadir yang pasti mereka memberikan kami ruang untuk mengarak Piala itu,” harapnya.
Dirinya juga menyinggung perkataan dari mantan Direktur Utama PSM Makassar, Munafri Arifuddin yang mengatakan bahwa PSM itu adalah pemain, suporter dan manajemen.
Maka dari itu para suporter khususnya yang berada di Kota Makassar juga berhak merasakan euforia capaian yang diraih oleh tim kebanggaan itu.
“Kami juga sadar, kalau untuk saat ini PSM di kelola oleh manajemen. Tapi jangan lupa juga manajemen selalu mengatakan PSM itu adalah pemain suporter dan manajemen,” tuturny.
“Jadi sebuah hal yang sangat diinginkan jika euforia pencapain PSM ini bisa kita rasakan bukan cuma pada penyerahan piala saja,” pungkasnya.
(Erfyansyah/fajar)