Telah Ditetapkan Lebaran Sabtu, Bolehkah Jumat Tidak Puasa? Khalid Basalamah: Ikut Keputusan Pemerintah

  • Bagikan
Ustaz Khalid Basalamah (foto tangkapan layar)

FAJAR.CO.ID -- Pemerintah telah menetapkan Lebaran atau Idulfitri 1 Syawal jatuh pada Sabtu (22/4/2023). Di sisi lain, Muhammadiyah juga telah menetapkan bahwa Idulfitri jatuh pada Jumat (21/4/2023).

Perbedaan penentuan 1 Syawal ini kerap menimbulkan beragam pertanyaan. Salah satunya adalah; Jika sudah ada yang merayakan Idulfitri pada hari Jumat, masih wajibkah berpuasa pada hari itu?

Pertanyaan seperti ini pula yang dikemukakan kepada Ustaz Khalid Basalamah. Melalui kanal Youtube Dakwah Sunnah, Ustaz Khalid Basalamah membacakan pertanyaan salah satu jemaah sebagai berikut:

"Di Indonesia jika bulan Ramadan mendekati akhir, sering terjadi perselisihan penentuan Idulfitri. Padahal tidak boleh berpuasa di hari raya. Bagaimana menyikapi perbedaan itu?

Ustaz Khalid Basalamah menegaskan dirinya kembali kepada keputusan pemerintah. Alasannya, dalam setiap pengambilan keputusan penetapan Idulfitri, ada Majelis Ulama Indonesia atau MUI terlibat di dalamnya.

Sementara di dalam MUI, ada Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan beberapa ormas lainnya. "Sudahlah kita bersatu di bawah pemerintah," tegasnya.

Terlepas dari perbedaan itu, Ustaz Khalid Basalamah mengatakan, ada hal lain yang lebih penting daripada memperkarakan mengikuti pemerintah atau tidak.

"Yang penting puasanya 30 hari maksimal, nggak boleh 31 hari itu, karena memang penentuan 29 atau 30 hari," ujarnya.

Ustaz Khalid Basalamah mengutip sabda Rasulullah, "Kalau seandainya (hilal) tertutup bagi kalian, maka sempurnakan 30 (hari). Memang dalam hitungan Hijriah maksimal 30 hari saja, nggak lebih daripada itu," tegasnya.

Dia juga mengingatkan satu prinsip yang harus dipegang kaum Muslim. "Kalau pemerintah menambah sampai 31 hari, nah itu nggak boleh diikuti. Tapi kalau hanya beda satu hari?" ujar Ustaz Khalid Basalamah.

Dia meyakini para ulama di dalam MUI tidak mungkin ceroboh "Masa kita lebih jelek daripada mereka dan mereka mau menganggap remeh, sudahlah karena ego biarkan saja puasa. Tidak kok," jelasnya.

Setiap kali mendekati Idulfitri, Ustaz Khalid Basalamah mengungkapkan dirinya selalu menelepon koleganya di MUI.

"Ada yang saya kenal, bagaimana ini akhi? (Katanya) Oh iya ini sudah 27 titik memantau tapi belum ada yang kelihatan. Atau kalau ada yang melapor, maka dipastikan dahulu orangnya. Benar gak (laporannya)?," ujarnya.

Dia menambahkan "Ini ada 1 atau 2 orang lalu kemudian memaksakan diri untuk membenarkan, sementara ada tim yang di atas gunung memantau dengan peralatan dan belum kelihatan hilal," ujarnya.

Ustaz Khalid Basalamah menilai tidak masalah jika Ramadan 29 hari atau digenapkan menjadi 30 hari.

"Belum melanggar sunnah nabi saw. Ikuti pemerintah dan jangan sampai berselisih selama itu masih dalam koridor dan ada dalil yang menjelaskannya," pungkas Ustaz Khalid Basalamah. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan