Kurang Menggigit di Laga Perdana Sea Games 2023, Penerjemah Shin Tae Yong Ungkap 3 Kelemahan Timnas Indonesia U-22

  • Bagikan
Timnas Indonesia U-22

Hanya saja, minimnya pergerakan dari rekan-rekannya, kiper Persebaya itu kehilangan bola karena tekanan pemain lawan.

“Oleh karena itu, harus ada pergerakan yang lebih dari pemain yang tidak menerima bola. Tapi, setelah passing, seperti mengalihkan tanggung jawab ke kiper. Karena kiper di-pressing oleh lawan, maka bolanya sampai keluar,” ungkapnya.

Selanjutnya, Jeje menyoroti para pemain yang leluasa memberikan ruang agar para pemain lawan leluasa memberikan umpan silang.

Yang menurutnya, hal semacam itu harusnya bisa ditutup dan tidak dibiarkan semudah itu. Karena akibatnya bisa fatal atau berbuah gol.

“Selanjutnya, pada menit ke-37, sebetulnya bukan hanya momen ini saja, beberapa kali pemain lawan mengirimkan umpan silang, tetapi dibiarkan saja,” tuturnya.

“Seharusnya pemain Indonesia datang agar lawan tidak bisa mengirimkan crossing. Hal itu sama saja membahayakan diri kita sendiri karena bola bisa dikirim ke area kotak penalti,” lanjutnya.

Dan yang terakhir adalah attitude para pemain Timnas Indonesia U-22 ketika bertanding di dalam lapangan.

Sikap yang diperlihatkan Fajar Fathurrahman ketika berusaha mengulur-ulur waktu pada menit ke-87.

“Ada pemain sayap, yakni Fathur. Saat terjadi pelanggaran dan bola menjadi milik Filipina, tetapi Fathur mengambil bola untuk mengulur-ulur waktu dan melempar bola,” sebutnya.

“Hal itu seharusnya mendapat kartu kuning. Tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Kalau di laga internasional seharusnya kartu kuning,” tegasnga.

Dirinya menyebut sikap semacam ini sebetulnya bisa dihindari karena rawan mendapatkan kartu kuning.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan