Para siswa yang bersangkutan, kata dia, wajib lapor minimal senyum sebelum pulang dari sekolah.
“Jadi sebenarnya tidak ada ji bilang membully. Dua-duanya butuh pembinaan dari madrasah. Dan pada akhirnya kalau mereka lakukan itu ya sudah. Siapa pun yang melanggar di antara mereka, tetap mengejek temannya itu pasti selesai. Karena sudah diperingati itu. Tadi orang tuanya saya panggil. Kedua-duanya saya panggil secara terpisah. Mereka mengakui kesalahan masing-masing,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, pihak keluarga mengaku, korban hingga saat ini belum berani masuk sekolah karena adanya gangguan mental.
Dari keterangan tersebut, korban mengaku sering dihina bahkan dikatai miskin karena hanya berasal dari seorang anak penjual sayur.
“Ada pembulian saya punya ponakan. Sampai-sampai itu anak tidak mau ke sekolah kena mental,” kata Keluarga korban.
“Dia selalu dihina gara-gara dikatai miskin dan hanya anak penjual sayur,” lanjutnya.
Bahkan, parahnya lagi, korban pernah dianiaya dan dikeroyok oleh 9 orang. Yang rekamannya dulu sempat viral.
Meski sempat viral, hanya saja hal itu tidak menjadi efek jera bagi sang pelaku untuk terus membully korban.
“Bahkan pernah dipukul 9 orang. Sampai sekarang bullynya masih berlangsung. Bahkan videonya sempat viral,” tulis keterangan tersebut.
Berdasarkan keterangan tersebut, pihak keluarga mengaku, baik guru atau kepala sekolah seakan menutup telinga.
“Guru dan kepseknya juga seperti menutup telinga. Karna yg membully ini orang tuanya katanya berpengaruh di sekolah dan anak pejabat,” tandasnya. (selfi/fajar)