KKB Papua Belum Bebaskan Pilot Susi Air, Prajurit Kopassus Punya Rekam Jejak Bebaskan Pilot Garuda dalam 3 Menit

  • Bagikan
Sejarah Mencatat Kopassus Pernah Bekuk Penyandera Pilot Garuda dalam 3 Menit

FAJAR.CO.ID -- Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua belum juga membebaskan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philip Mark Mehrtens. Pihak TNI Polri masih melakukan upaya dialog dan negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air.

Hingga saat ini, pencarian terus dilakukan oleh tim Gabungan TNI Polri yang bertugas di Papua. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono tegas meningkatkan status operasi penyelamatan sang pilot menjadi siaga tempur.

Menelisik sejarah, kebrutalan KKB Papua dengan membakar dan menyandera pilot Susi Air mengingatkan pada operasi Kopassus pada tahun 1981 silam. Pasukan Elite TNI Kopassus berhasil membebaskan sandera pembajakan pesawat Garuda Indonesia di Thailand.

Informasi yang dihimpun, kilas balik pada cerita tahun 1981 peristiwa pembajakan pesawat Garuda Indonesia di Thailand ini dikenal dengan sebutan "Woyla".

Pesawat DC 9 milik maskapai Garuda Indonesia, dibajak pada tanggal 28 Maret 1981 saat memasuki wilayah udara antara Palembang-Medan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai Komando Jihad.

Pada saat itu, pembajakan pesawat oleh sekelompok orang tersebut diterbangkan hingga ke Malaysia bahkan Thailand.

Saat dibajak, pesawat dengan nomor penerbangan GA 206 tersebut membawa sebanyak 48 penumpang dan 5 awak pesawat.

Tuntutan para pembajakan saat itu, mulanya hanya meminta 20 orang tahanan yang terlibat dalam penyerangan Koseka 806 Pasir Kaliki di Bandung pada 11 Maret 1981 dibebaskan.

Namun, akhirnya sekelompok pembajak tersebut mengajukan tuntutan baru lagi dengan meminta tambahan pembebasan tahanan menjadi 84 orang.

Selain itu, pembajak juga meminta datangkan pesawat ulang lebih besar untuk dikirim ke Bangkok, dengan batas waktu tuntutan pembajak yang terdiri dari 5 orang tersebut keesokan harinya yakni pada Minggu 29 Maret 1981 pada pukul 21.30 waktu Bangkok.

Peristiwa pembajakan dan penyanderaan penumpang pesawat saat itu mendapat perhatian Internasional dengan segera melakukan operasi khusus.

Hebatnya, operasi khusus penyelamatan sandera hanya memakan waktu 3 menit saja yang dilakukan oleh tim antiteror Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Kopasandha menjadi cikal bakal pembentukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, yang saat itu dipimpin langsung oleh Letnan Kolonel Sintong Panjaitan.

Pasukan ini juga lah yang menjadi cikal bakal satuan Detasemen-81/Antiteror, lalu menjadi Satuan-81/ Gultor (penanggulangan teror).

Saat itu, kehebatan dalam penanggulangan pembajakan dan penyanderaan pesawat oleh pasukan elite TNI diakui oleh dunia Internasional.

Hal yang sama juga terjadi saat konflik dengan KKB Papua, TNI menerjunkan pasukan elitnya termasuk Kopassus untuk menjalankan misi operasi penyelamatan sandera Pilot pesawat Susi Air.

Akankah kejayaan pasukan elit TNI Kopassus dapat mengulang kembali kesuksesan dalam misi penyelamatan dan kembali diakui dunia sebagai pasukan yang ditakuti dan disegani. (fajar/sumeks)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan