Generasi Z, Antara Peluang dan Tantangan dalam Pesta Demokrasi 2024

  • Bagikan

Sementara 10,7 persen masih menimbang dan 2,6 persen lainnya menolak ikut pemilu. Kemudian, jumlah pemilih Gen Z untuk pemilu 2024 mencapai 49.295.631 jiwa atau 24,1 persen dari total pemilih berdasarkan sinkronisasi antara data pemilih berkelanjutan dengan DP4 per 11 Februari 2023 (sumber KPU RI)

Namun, syahwat politik Gen Z untuk terjun ke dunia politik masih kurang. Minat untuk terlibat aktif dalam pesta politik masih rendah. Hal ini terlihat saat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019, mereka justru menjadi kelompok yang paling banyak memilih untuk melakukan golongan putih (Golput).

Sejumlah faktor yang menjadi penyebab sehingga hal itu terjadi. Mulai dari pandangan Gen Z terhadap politik cenderung sebagai sarana yang negatif, berisi perebutan kekuasaan yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan kelompok.

Termasuk, perdebatan di media sosial yang terus terjadi antara pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Banyaknya akun anonim yang dibuat untuk menyerang pasangan calon, hingga tersebarnya hoax serta ujaran kebencian yang membabi buta.

Oleh karena itu, faktor yang menjadi penyebab kurangnya keterlibatan pemilih pemula pada Pemilu 2019 harus diretas oleh semua stakeholder pemilu dalam menghadapi pesta demokrasi tahun depan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu harus tampil sebagai penyelenggara dengan mengedepankan prinsip penyelenggara pemilu sesuai UU nomor 7 tahun 2017 pasal 3 yaitu, mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan