Nikel menjadi salah satu komoditas penopang ekspor Sulsel. Sehingga, komoditas nikel sangat berpotensi untuk dikembangkan melalui hilirisasi.
Apalagi, pemerintah saat ini mendorong penggunaan kendaraan listrik makin masif melalu subsidi kendaraan listrik yang diberikan pemerintah.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2022, Indonesia memiliki tambang nikel seluas 520.877,07 hektare (ha). Khusus di Sulsel, tambang nikel sebesar 198.624,66 ha.
Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar mengatakan potensi nikel di Sulsel memang selama ini menjadi salah satu komoditas andalan. Apalagi, total ekspor mendominasi.
Angka itu memang menunjukkan bahwa nikel ini menjadi andalan ekspor Sulsel. Namun, potensi tersebut harus dimanfaatkan juga dalam negeri untuk mengembangkan kendaraan listrik. Apalagi, sekarang perkembangan otomotif sudah mengarah ke kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).
"Mau tidak mau, memang masyarakat sudah harus mengarah untuk menggunakan kendaraan listrik," kata Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas ini kepada Fajar.co.id, Senin (22/5/2023).
"Ini kesempatan emas. Mestinya pemda yang mendorong, tetapi tidak lain itu, kan, harus disambut dengan baik karena kebutuhan masyarakat akan kendaraan listrik bukan lagi pilihan, harus itu," tambah Anas.
Masyarakat akan beralih ke kendaraan listrik. Ditambah, pemerintah saat ini sedang mendorong penggunaan kendaraan listrik melalui kebijakan subsidi.
Bauran EBT Baru 38 Persen