Dia mengakui, kegiatan riset atau inovasi itu unik. Hasil yang didapatkan tidak selalu sesuai dengan premis awal. Misalnya, sebuah penelitian direncanakan menghasilkan A, tetapi bisa jadi hasilnya B. Kondisi ini tidak jadi persoalan bagi BRIN.
Mego menjelaskan, meski sudah ada anggaran dari dana abadi penelitian, BRIN tetap memiliki APBN untuk kegiatan riset dan inovasi.
Bedanya, APBN di BRIN diperuntukkan unit-unit riset internal mereka. Sementara, anggaran dari dana abadi penelitian itu bersifat umum, termasuk untuk kalangan swasta.
Terpisah, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam memastikan bahwa tidak ada tumpang tindih penggunaan dana abadi yang diberikan kepada perguruan tinggi (PT). Baik itu program dana abadi perguruan tinggi (DAPT) maupun dana abadi penelitian.
Nizam mengungkapkan, DAPT ditujukan untuk mengakselerasi mutu perguruan tinggi di Indonesia agar berkelas dunia. Dana abadi penelitian digunakan untuk meningkatkan riset dan inovasi para peneliti. Di perguruan tinggi, penelitian ini tentu melibatkan dosen dan mahasiswa.
”Saat ini DAPT diberikan sebagai padanan atas dana abadi yang diperoleh PTN BH kita. Tujuannya terutama untuk mendorong PTN kita memupuk dana abadi dan mengakselerasi peningkatan kualitas perguruan tinggi kita agar berkelas dunia,” paparnya.
Dari program Merdeka Belajar episode 21 ini, lanjut dia, kualitas PTN BH di Indonesia terus meningkat dan semakin unggul. Pemeringkatan di tingkat dunia pun terus melejit.
”Dalam THE Impact Rankings, tiga PTN BH kita, UI, IPB, dan UGM, sudah masuk 100 besar,” ungkapnya.