Enaknya Jadi Peneliti di BRIN, Anggaran Riset Tidak Terbatas dan Pelaporannya Tidak Rumit

  • Bagikan
Ilustrasi Kantor BRIN

Hatta menambahkan, dana abadi tersebut diberikan melalui dua cara. Pertama, dikelola langsung oleh LPDP melalui program riset produktif (rispro). Namun, yang banyak berlangsung sekarang adalah rispro invitasi. Yaitu, riset aplikatif dan terapan untuk menjawab kebutuhan industri nasional.

’’Kemudian, LPDP juga memberikan pendanaan melalui BRIN. Jadi, ada beberapa skema yang dananya diperoleh dari LPDP,” katanya.

Selama ini, lanjut dia, para peneliti ITS tidak menghadapi kendala dalam memperoleh dana hibah riset dari LPDP. Bahkan, banyak pendanaan riset dan inovasi untuk Indonesia maju (RIIM) yang berjalan. Dan, itu dibuka sepanjang tahun.

’’Dana penelitian itu dibutuhkan suatu negara untuk melihat seberapa maju negara tersebut. Seberapa besar anggaran penelitian yang diberikan negara, baik dari kementerian, dana abadi, maupun lain-lain,” ujarnya.

Hatta mengatakan, atmosfer tersebut sangat baik ketika dana abadi yang besar itu dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menghasilkan luaran-luaran penelitian maupun inovasi. Tentu untuk menjawab persoalan-persoalan bangsa.

’’Perguruan tinggi terus berupaya meningkatkan anggaran penelitian. Sebab, perguruan tinggi mempunyai dosen dan mahasiswa yang mumpuni untuk melakukan kegiatan riset,” kata dia. (jawapos)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan