Anggap Mekanisme Munaslub IKA UMI Tak Sesuai Prosedur, Forum Komunikasi Lintas Alumni Somasi Rektor

  • Bagikan
IST

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Anggap mekanisme Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Ikatan Alumni (IKA) Universitas Muslim Indonesia (UMI) tak sesuai prosedur, Forum Komunikasi Lintas Alumni akan melakukan somasi kepada Rektor.

Dari informasi yang diterima fajar.co.id, mereka memprotes terkait proses mekanisme Musyawarah Nasional (Munas) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Ikatan Alumni (IKA) UMI yang digelar pada Kamis, 18 Mei beberapa waktu yang lalu.

Presidium Forum Komunikasi Lintas Alumni UMI, Andi Tobo Haeruddin, menjelaskan, proses dan mekanisme Munas dan Munaslub IKA UMI tidak sesuai prosedur organisasi.

"Sebagai landasan organisatoris dalam kacamata kami sangat tidak sesuai dengan apa yang kita pahami dalam konteks organisasi," ujar Andi Tobo, Sabtu (27/5/2023) sore.

Menurut Andi Tobo, mulai dari proses pengadaan mandat dan persiapan yang janggal. Seperti, persiapan Munas yang dilakukan hanya kurang lebih tiga hari.

Seharusnya, kata dia, sebagai organisasi yang bertaraf nasional, Munas IKA UMI tidak sepantasnya hanya tiga hari.

"Ini terkesan ada yang kurang bagus di mata publik. Proses pemandatiran daripada delegasi setiap utusan, itu tidak sesuai dengan mekanisme organisasi yang ada," tutur alumnus Fakultas Teknik UMI itu.

Andi Tobo heran karena yang ditunjuk sebagai ketua panitia dalam Munas IKA UMI ini adalah wakil rektor I UMI membidangi akademik. Sedangkan, menurutnya yang membidangi kemahasiswaan itu adalah wakil rektor III UMI.

"Nah sekarang ini yang menjadi Ketua Panitia, WR 1. Ini yang kami pertanyakan. Yang memberikan mandat siapa. Kok WR 1 yang diberi mandat sementara ini domain dari WR 3," herannya.

Selain itu, wadah IKA UMI itu seharusnya diberi kesempatan seluas-luasnya kepada alumni untuk hadir karena ini adalah momentum yang sangat strategis untuk membicarakan muruah IKA UMI ke depan semenjak vakum 23 tahun.

"Tapi ternyata hanya dibatasi lima orang ditunjuk bahkan lewat bisik-bisik untuk menentukan siapa sebenarnya yang menjadi delegasi itu. Makanya kebanyakan dari karyawan UMI. Ini yang memang ada di kampus," ucap Andi Tobo.

Andi Tobo membeberkan bahwa dalam pelaksanaan Munas dan Munaslub yang membuatnya kaget karena pelaksanaan IKA ini dibuat di kampus dan dijaga Polisi berseragam lengkap.

"Dalam hati saya saat kami dicegat, ada apa ini. Di situ mulai kecurigaan. Ini kan biasanya dijaga Polisi kalau di hotel atau di mana," bebernya.

Menurut Andi Tobo sebagai organisasi yang besar, tapi untuk selevel Munas itu tidak dilakukan pembahasan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), Tatib.

"Jantung sebuah proses itu AD. Dari sinilah kita bahas lewat pleno, komisi. Apakah itu program kerja, rekomendasi, atau kriteria calon. Itu dibawa ke komisi kemudian dibawa ke pleno. Itu tidak ada dalam proses itu. Tatib, sama sekali tidak dibahas, tiba-tiba disepakati semacam formatur, kebetulan juga diketuai oleh rektor," tuturnya.

Andi Tobo mengungkapkan, sepantasnya Rektor UMI ini tidak mendegradasi dirinya sebagai tim formatur. Harusnya tampil sebagai pengayom semua klaster yang ada di UMI.

"Tapi dia justru jadi tim formatur yang konon katanya mengatur jalannya pemilihan ini. Ini yang kami sesali sebagai alumni. Hari ini kami beri somasi kepada Rektor. Yang kami somasi adalah prosesnya itu. Proses dari perjalanan Munaslub IKA UMI ini," ungkapnya.

Forum Komunikasi Lintas Alumni akan menyurat ke Rektor untuk mensomasi agar Munaslub ini bisa lebih bermartabat, elegan, dibuat sedemikian rupa agar ini lebih dipandang dewasa, dan lebih baik kedepannya.

"Jangan seperti musyawarah yang seakan-akan disembunyikan. Seakan diatur secara internal," tutur Andi Tobo.

Andi Tobo berharap semua alumni yang ada di luar, darimana pun itu untuk bisa memahami roh dari somasi ini. Karena forum ini ingin meluruskan kembali model dan sistem Munaslub UMI yang berlangsung di Gedung Kedokteran UMI beberapa waktu lalu.

"Kami berharap, kedepannya Pak Rektor bisa berpikir kembali untuk menata IKA kedepan secara organisatoris. Dan respons alumni 80 persen positif, memang ingin melakukan perubahan dan perbaikan. Dari setiap fakultas ada semua," harapnya.

Salah satu Presidium Forum Komunikasi Lintas Alumni Didik Habie menjelaskan kronologi proses dan mekanisme Munas dan Munaslub IKA UMI yang dianggap tidak sesuai prosedur.

Didik menganggap Munas lahir sangat lucu karena yang mengeluarkan mandat kepada panitia untuk melakukan Munas adalah ketua panitia yang sudah expaird 23 tahun.

"Ironisnya, yang diberikan mandat adalah WR 1. Perkembangan forum dalam Munas, ribut. Teman-teman tidak setuju. Munasnya pada 18 mei lalu. Dan, tidak ada sosialisasi. Tidak ada baliho, apa-apa," anggapnya.

Didik mengungkapkan bahwa karena awalnya forum tidak kondusif, akhirnya Rektor UMI ambil alih dan terjadi Munaslub. Saat Munaslub tidak ada pembahasan tatib, pleno, tiba-tiba diambil alih oleh Rektor dan dibentuklah formatur.

"Formatur itu ada 20 orang. Dari 20 ini, semua alumni. Tapi, alumni yang dari luar hanya 8 orang. Yang 12 ini adalah dosen dan karyawan, plus yayasan, dan rektorat. Dalam rapat formatur itu langsung diputuskan Zulkarnain Arif jadi ketua," ungkapnya.

"Kami, tidak mempermasalahkan hasil Munaslub, tapi mempermasalahkan mekanismenya. Apakah tidak ada lagi alumni UMI yang bisa dijadikan formatur?," tegasnya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan