FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Brankas Narkoba di Salah satu Sekretariat kampus UNM Parang Tambung belakangan ini mendadak ramai diperbincangkan.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Setyo Boedi menceritakan, saat kejadian (penyisiran) beberapa waktu lalu, anggotanya menemukan sesuatu yang ganjal di ruangan tersebut.
"Ada kejanggalan, ketukan dari tegel itu suara yang berbeda, akhirnya kita bisa ungkap di dalamnya ada brankas yang ditanam," ujar Setyo di Mapolda Sulsel, Minggu (12/6/2023) malam.
Adapun proses evakuasinya dikatakan Setyo. Membutuhkan lebih banyak waktu oleh karena berada di dalam tanah.
"Brankas ditaman di dalam tanah, ditututup rawis, kemudian ditutup tegel, jadi mohon maaf agak terlambat karena harus digurinda untuk diambil dan dihadirkan ke depan rekan-rekan sekalian bahwa fakta sebenarnya adalah brankas yang ditanam," tukasnya.
Hal itu sekaligus meluruskan pernyataan sebelumnya yang menyebut, terdapat bunker narkoba di salah satu kampus ternama.
"Ukurannya, panjang 35 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 25 cm, kemudian ditanam di lobang luas 40x40 cm. Dimasukkan dengan tralis besi, dilas, kemudian ditutup dengan tegel sehingga tersamarkan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Rektor III UNM, Andi Muhammad Idhan mengaku kecolongan. Bagaimana mungkin seorang yang bahkan bukan alumni menjadikan sekretarian kemahasiswaan sebagai tempat penyimpanan narkotika.
Idkhan memastikan, pihaknya akan melakukan evaluasi mulai dari lembaga kemahasiswaan sampai dengan keamanan kampus.
Sosok yang memiliki peran pada bidang pembinaan serta pelayanan pada mahasiswa dan alumni UNM itu ingin memastikan kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Seperti yang dijelaskan tadi (oleh Kapolda) tidak ada mahasiswa yang ditangkap. Dia (para pelaku) di DO (Drop Out) atau keluar, angkatan 2008 kalau tidak salah," ujar Idkhan di Mapolda Sulsel, Minggu (11/6/2023) malam.
Adapun atas kejadian ini dianggapnya menjadi hikmah. Bahwa UNM kedepannya akan berbenah.
"Karena kita juga tersentak kenapa ini terjadi di dalam kampus. Sudah sejak 2019, tetapi itu kan memang tidak ada kegiatan di dalam kampus karena Covid-19. Makanya kita kecolongan, sampai (mereka) bisa kuasai ruangan itu," sesalnya.
(Muhsin/fajar)