Masih Ingat Petrus? Populer di Tahun 80-an, yang Bertato Langsung Mati, Mayatnya Ditemukan di Keramaian dan Jadi Teror Masyarakat

  • Bagikan
Petrus di era Presiden Soeharto, yang bertattoo langsung mati dan mayatnya jadi teror masyarakat

Kebanyakan para target operasi petrus adalah kaum laki-laki yang masih berusia muda.

Target yang sudah diincar lebih dulu "diculik" lalu dimasukkan dalam mobil jeep atau Hardtop.

Dalam jurnal State of Fear: Controlling the Criminal Contagion in Suharto’s New Order yang ditulis Joshua Barker mengungkap cara-cara eksekusi petrus.

Disebutkan bahwa para korban dieksekusi di tempat sepi saat malam hari yang sepi.

Cara yang dilakukan petrus mengeksekusi targetnya tidak lain adalah ditembak dalam jarak dekat pada bagian dada dan kepala.

Selanjutnya mayat mereka dibuang begitu saja, bahkan kebanyakan dibuang di tempat yang menimbulkan teror.

Seperti di luar bioskop, di depan sekolah, hingga di jalanan sibuk di tengah perkotaan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan ‘peringatan’ kepada masyarakat agar tidak melakukan sesuatu yang membuat pemerintah marah.

Kebanyakan para korban ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat penuh luka bekas penyiksaan.

Siapa bertanggung jawab?
Sejak berjalannya operasi petrus, angka kriminalitas dan kejahatan memang mengalami penurunan signifikan.

Tapi kemudian memicu gelombang protes dari sejumlah tokoh di dalam negeri.

Adam Malik, mantan wapres Soeharto pun bersuara keras saat itu.

“Jangan mentang-mentang penjahat kerah dekil langsung ditembak, bila perlu diadili hari ini langsung besoknya dieksekusi mati. Setiap usaha yang bertentangan dengan hukum akan membawa negara ini pada kehancuran,” kecam Adam Malik.

Operasi petrus sendiri akhirnya dihentikan pada 1985 setelah ada tekanan dari dunia internasional.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan