Danny sendiri diisukan akan bergabung ke PDIP. Bahkan menantunya, dr Udin Saputra Malik lebih dulu telah bergabung di PDIP.
“Biar menantu (gabung). Bisa juga seperti itu atau belum tentu seperti itu. Namanya politik. Jadi Politik itu dinamis,” ujar DP- akronim namanya.
Ditegaskan, sikap politiknya pasti akan diumumkan ke publik.
“Insyaallah bisa lama bisa cepat. Tapi saya tidak ingin menjadi diri dalam daging dalam keputusan politik. Nda enak jadi duri dalam daging,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Pakar Hukum Unhas Prof. Dr. Aminuddin Ilmar menyebut, setiap warga negara berhak memilih hidup dan kehidupan termasuk wadah berpolitik.
"Hak setiap orang untuk mundur dan keluar menjadi anggota partai politik karena ada pertimbangan tertentu," ujar Prof Ilmar.
Pakar Hukum Tata Negara itu memberikan contoh bahwa sudah banyak politisi nasional dan lokal yang berpindah partai bak kutuh loncat.
Oleh sebab itu, tidak boleh dipersoalkan dengan keinginan Danny Pomanto yang berpikir meninggalkan NasDem demi jalan terbaik di masa depan.
"Pak IAS juga meninggalkan Golkar berpindah ke Demokrat dan dari Demokrat kembali lagi ke Golkar. Jadi jangan mi dipersoalkan kalau orang pindah dan keluar dari partai politik karena semua sama juga," demikian saran dia.
Sementara itu, Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengungkapkan, hengkangnya DP dari Nasdem akan punya pengaruh terhadap kerja-kerja politik partai Nasdem di Sulsel. Khususnya di Kota Makassar.