Sistem Zonasi Amburadul, Netizen Sebut Nadiem Makarim Menteri Pendidikan Terburuk

  • Bagikan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) banjir keluhan. Terlebih untuk jalur zonasi. Persoalannya beragam.

Di Sulawesi Selatan (Sulsel), hasil pengumuman PPDB tingkat SMA berubah-ubah. Salah seorang orang tua siswa, Sida (45), anaknya lulus di hari pertama pengumuman. Namun esok hari datanya berubah jadi tidak lulus. 

“Sempat anakku lulus tapi di hari pertama, hari kedua pas dicek tidak lagi,” kata Sida. 

Anehnya, jumlah siswa yang lulus di hari pertama, kedua dan ketiga pada pengumuman juga berubah-ubah.

Hal yang sama juga dialami oleh Anti (51). Anaknya sempat dinyatakan lulus. Namun beberapa jam kemudian ketika dicek ulang namanya tidak ada.

“Dua-tiga jam lalu sempat dinyatakan lulus. Eh kenapa dicek lagi tidak lulusmi,“ jelas Anti.

Melalui keterangannya, panitia berdalih ada kesalahan teknis. Lalu menginformasikan yang valid adalah pengumuman terakhir.

Padahal anggaran pelaksanaan PPDB ini tak main-main. Untuk biaya server saja mencapai Rp2 miliar.

Di Margonda, Depok, Jawa Barat lain lagi. Sistem zonasi yang mengharuskan siswa bersekolah demgan radius tertentu jadi persoalan pelik.

Pasalnya, di wilayah itu disebutkan tak ada SMP dan SMA negeri yang dekat.

Gelombang protes terkait carut matut sistem zonasi juga menggema di media sosial. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim jadi sasaran bulan-bulanan netizen.

Terpantau di kolom komentar unggahannya di Instagram @nadiemmakarim, warganet ramai-ramai menyuarakan keluhannya.

“Kasihan pak anak-anak sulit masuk sekolah negeri karena di Margonda tidak ada sekolah SMP Maupun SMA negeri. Jadi selalu kalah zonasi,” kata pengguna Instagram @doeljohnny, dikutip fajar.co.id Kamis (20/7/2023) dari kolom komentar unggahan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan