Lanjut Oki mengatakan, meskipun nantinya VAR diterapkan, tetapi wasit yang memimpin jalannya pertandingannya tidak terlalu mengandalkan teknologi tersebut, keputusan terbaik tentunya datang dari kemampuan memahami rule of game agar memberikan keputusan yang tepat.
“Wasit pun jangan seenaknya mentang-mentang dia ada VAR dia mau seenaknya dalam artian keputusan dia ah ada VAR ini, gak tetaplah dia dari segi knowledge kemudian pengalaman dia juga harus bisa menentukan dan dia juga harus menjalankan tugas dengan baik,” ungkapnya.
Lebih lanjut Oki mengatakan keputusan-keputusan yang objektif, bersih dan fair tetap berasal dari kepemimpinan wasit yang mumpuni.
Ia menjelaskan VAR hanya bagian dari alat untuk memberikan penilaian terhadap suatu keputusan yang dianggapnya masih menimbulkan keraguan.
“Karena misalnya ada keputusan yang salah dari seorang wasit ada keputusan yang ragu dari seorang wasit yang tidak terlihat ataupun sudut pandang yang tertutup makanya itu diminta lah VAR analisa itu betul apa tidak keputusan ini, di analisa di monitoring di ruangan itu yang ngasih tahu terhadap wasit,” jelasnya.
Oki yang pernah menjadi wasit terbaik pada Piala Presiden 2018 itu menegaskan keputusan yang terbaik tetap lah ditentukan dari kredibilitas dan integritas yang dimiliki dari seorang wasit.
“Keputusan wasit memakai VAR ada di momen di titik-titik tertentu kayak semacam pinalti atau tidak, keputusan bola itu masuk atau tidak Itu kan sangat kontroversi baru liat VAR. Tidak semua keputusan harus menggunakan VAR ada beberapa momen tertentu saja,” ucapnya.