Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Pemprov dengan instansi terkait, yaitu Kantor Wilayah 07 Bank BNI, Terminal Petikemas PT Pelindo Makassar, Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sulsel, Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Balai Besar Karantina Pertanian, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPW Sulselbar, pelaku usaha ekspor dan pihak-pihak terkait Iainnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, Ahmadi Akil memaparkan, hingga saat ini Sulsel telah mengekspor kurang lebih 250 komoditas dan produk andalan yang meliputi produk perikanan, pertanian, produk industri, serta tambang ke beberapa negara tujuan ekspor. Masih banyak komoditas potensial ekspor lainnya yang dapat diolah menjadi produk ekspor andalan.
"Secara kumulatif (c to c) ekspor Sulsel periode Januari-Juni, mengalami pertumbuhan sebesar 17,37 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan volume ekspor sebesar 1.034,66 ton dan nilai USD1,12 miliar atau setara dengan Rp16,35 triliun," sebut dia.
Lima komoditas utama Sulsel yang diekspor periode Januari-Juni meliputi nikel, rumput laut, carragenan, udang segar, serta biji kakao, dan sebagian besar diekspor ke Jepang, Tiongkok, Malaysia, Amerika serikat, dan Vietnam.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief R Pabettingi mengatakan, kegiatan ini merupakan bukti bahwa ekspor Sulsel terus berkembang konsisten dan tidak pernah habis.