FAJAR.CO.ID, QUITO -- Pemilu berdarah, Calon Presiden Ekuador dari Partai Movimiento Construye, Fernando Villavicencio tewas tertembak pada saat kampanye.
Saat itu Villavicencio sedang melakukan kampanye politik di ibu kota, Quito.
Dari informasi yang dihimpun, Villavicencio ditembak saat hendak memasuki mobil setelah melakukan kampanye.
Villavicencio diketahui juga sebagai anggota majelis nasional negara.
Dia diserang seorang pria yang melangkah maju dan menembak sebanyak tiga kali di bagian kepala.
Pada saat yang sama, sempat terjadi aksi baku tembak antara pelaku dengan pihak keamanan. Akibatnya, tersangka meninggal karena luka-lukanya.
Kabarnya, bukan hanya satu orang, namun sejumlah orang bersenjata menyerang kantor partai Villavicencio, Movimiento Construye.
Hal itu berlangsung di kota yang sama dengan peristiwa ia terbunuh, meskipun merupakan insiden terpisah.
Untuk diketahui, akibat dari kehadiran kartel narkoba di Ekuador, negara tersebut mengalami peningkatan kekerasan beberapa tahun terakhir.
Presiden Lasso sendiri sempat mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di tiga provinsi menyusul sejumlah pembunuhan yang terkait dengan kejahatan terorganisir.
Orang nomor satu di Ekuador itu sontak menjadi isu utama dalam kampanye Villavicencio. Dia bahkan menyuarakan penundaan kampanye karena kekerasan politik meningkat, termasuk pembunuhan walikota Manta pada Juli lalu.
Jelang Pilpres, Villavicencio diketahui mendapatkan dukungan sebanyak 7,5 persen.
Capaian itu menempatkannya di peringkat kelima dari delapan kandidat presiden untuk pemungutan suara 20 Agustus.