Si ibu sudah punya keluarga baru, bahkan sudah pindah agama pula. Hanya komunikasi via whatsapp yang berusaha dibangun Farel, tapi itu pun tak lancar.
Ironisnya, 10 kali Farel harus ganti nomor setelah nomor-nomor kontaknya diblokir ibunya. Farel yang berulang tahun 20 Mei itu bukan anak yang manja.
Dia tak larut dalam kesedihannya. Banyak prestasi yang ia raih, meski tak memiliki ayah dan ibu yang tega meninggalkannya sejak kecil.
Farel juga harus banting tulang menghidupi dirinya. Hanya nenek seorang yang selalu mengasuhnya dan menularkan hal-hal baik untuknya.
Farel menceritakan semua kisahnya saat berbincang dr Richard Lee MARS di konten podcast Youtubenya.
Endingnya pun sangat tak mengecewakan, dr Richard Lee yang ikut terhanyut dengan perjalanan hidup Farel juga ikut meneteskan air mata.
“Terakhir kali saya menangis saat akan masuk kuliah, dan baru ini lagi menangis,” ungkap dokter asal Palembang itu.
dr Richard Lee pun bersedia membantu Farel dan menjadikan dia orang sukses.
Menurut dr Richard hanya kesuksesan yang bisa menjadi jalan pembalasan terbaik atas semua orang yang telah mencampakkan Farel.
dr Richard pun bersedia membayar semua utang Farel dan neneknya, membiayai kebutuhannya dan sekolahnya, bahkan sampai kuliah.
Namun, dr Richard Lee memberikan tantangan kepada Farel.
Farel harus lulus tes Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Tantangan itu sekaligus untuk mewujudkan cita-cita lama dr Richard Lee, dan itu yang membuatnya terakhir menangis.