Meskipun ia akui, soal penutupan ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kota. Sebab ada ribuan tonase sampah yang masuk per harinya. Sehari saja tanpa pengangkutan bisa menyebabkan sampah bertumpuk. "Saya berharap ini cepat direspons oleh pemerintah, supaya sampah ini bisa segera kembali dibuang," jelasnya.
Salah seorang warga yang diketahui bekerja sebagai pengangkut sampah dan pemulung, Baso mengharapkan pemerintah ikut memperhatikan nasib sejumlah pekerja di sana. Ratusan pemulung tersebut menggantungkan pekerjaannya lewat sampah yang masuk. Jika ini dipindahkan maka mata pencaharian mereka jelas akan hilang.
Menanggapi penutupan ini, DLH lewat Kepala UPT TPA Tamangapa, Antang, Nasrun mengatakan, ini telah memberikan impact terhadap pengangkutan sampah di kecamatan. Masalah ini akan memberikan beban yang cukup sulit kepada UPT. Mengingat tonase yang masuk tinggi sementara armada sangat terbatas. "Itu kewalahan kita dengan penutupan ini," katanya. (an/ham)